Ekonomi Syariah vs Konvensional: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Baik?
Konsep dari sistem ekonomi kapitalis adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. sistem kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain:
- Kebebasan memiliki harta secara perorangan.
- Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
- Ketimpangan ekonomi.
Ada tiga sistem ekonomi yang ada dibelahan bumi ini, yaitu, Kapitalis, Sosialis dan Mix Economic. ketiga sistem ekonomi ini dikenal dan berkembang berdasarkan pemikiran barat.
Sebenarnya tidak ada sistem ekonomi yang berhasil diterapkan dalam perekonomian di banyak negara. sistem ekonomi sosialis hancur dengan bubarnya Uni Soviet.
Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme dipandang sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang real/shahih.
Tapi faktaya,sistem ekonomi kapitalis membawa dampak negative, bagi beberapa negara, yang mana banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang semakin kaya.
Dengan kata lain, kapitalis gagal menaikkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-negara berkembang. menurut Joseph E. Stiglitz, kegagalan ekonomi USA dekade 90-an karena disebabkan keserakahan sistem kapitalisme ini.
Ketidakberhasilan dari sistem ekonomi ini disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi memiliki kelemahan dan kekurangan yang sangat besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.
Karena banyaknya kekurangan dan kelemahan dari sistem ekonomi ini, sehingga memunculkan pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama di negara-negara muslim. dari sistem pemikiran baru inilah muncul sistem ekonomi syariah.
Sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadist, dari pemikiran yang didasarkan Al-Qur'an dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara islam termasuk Indonesia.
Artikel ini akan membahas mengenai Perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi syariah dilihat dari sistem yang diterapkan !!
Sebelum kita memahami perbedaan antara sistem ekonomi konvensional dan ekonomi syariah, mari kita cari tau terlebih dahulu, apa definisi dari sistem ekonomi...
Definisi Ekonomi
Sistem Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional merupakan sistem yang paling banyak digunakan oleh banyak negara di dunia. dalam ekonomi konvensional, dikenal dua kekuatan sistem ekonomi yang mendominasi, yaitu Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Sosialis.
Negara yang dikenal menganut sistem kapitalis ini yaitu amerika dan eropa barat. sedangkan negara yang menganut sistem ekonomi sosialis yaitu Uni soviet dan eropa timur serta negara asia lainnya termasuk china, Vietnam dan kamboja.
Ekonomi Konvensional adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan setiap kegiatan perekonomiannya.
Dalam sistem ekonomi konvensional, masyarakat bisa mengatur sistem ekonominya sendiri, termasuk kebebasan bersaing dalam dunia bisnis tanpa adanya intervensi dari pemerintah.
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan
lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa
juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam sistem kapitalis ini semua orang bebas melakukan apapun
yang mereka inginkan dalam bisnis yang mereka jalankan, termasuk kompetisi persaingan bebas dengan menggunakan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis:
- Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
- Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
- Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri
- Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)
Kelebihan sistem Ekonomi Kapitalisme:
- Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.
- Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik.
- Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan sistem Ekonomi Kapitalisme
- Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
- Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem perekonomian
yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah menjadi pengatur dalam roda
perekonomian masyarakat. Termasuk penyediaan sumber daya seperti, air, listrik,
transportasi dan sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis (Socialist
Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor produksi menjadi milik bersama (sosial).
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis
- Pemilikan harta oleh negara
- Kesamaan ekonomi
- Disiplin Politik
Ciri-ciri Ekonomi Sosialis
- Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
- Peran pemerintah sangat kuat
- Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
Kelebihan sistem Ekonomi Sosialis
- Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokoknya.
- Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan negara.
- Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh negara.
Kelemahan sistem Ekonomi Sosialis
- Sulit melakukan transaksi
- Membatasi kebebasan
- Mengabaikan pendidikan moral.
Sistem Ekonomi Islam
Menurut M. Umer Chapra ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang dasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang bertujuan untuk menciptakan keadilan social dan kesejahteraan untuk individu dan masyarakat.
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam Qs. Al-Hasyr ayat 7:Artinya: "Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
- Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia.
- Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
- Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
- Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
- Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
- Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
- Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
- Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ciri-ciri Ekonomi Islam
- Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan ekonomi
- Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
- Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
Kelebihan Ekonomi Islam
- Individu mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
- Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta.
- Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing.
- Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.
- Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan.
- Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Kelemahan Ekonomi Islam
- Sumber literatur ekonomi islam Sebagian besar berasal dari teks-teks sehingga menyebabkan dominasi literatur ekonomi konvensional semakin dominan.
- Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat, sehingga pemahaman baru sulit untuk direpresentasikan.
- Beberapa Negara yang menggunakan ekonomi Islam sebagai pedoman dasar kenegaraannya ternyata belum mampu sepenuhnya mengelola sistem perekonomiannya secara professional.
- Kurangnya pemahaman dan literasi mengenai ekonomi islam di masyarakat.
Secara keseluruhan, perbedaan utama antara ekonomi Islam dan konvensional terletak pada prinsip dasar, pengaturan keuangan, dan tujuan akhir. Ekonomi Islam berfokus pada keseimbangan antara aspek material dan spiritual, dengan tujuan mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.
Sementara ekonomi konvensional lebih menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi dan keuntungan sebagai tujuan utamanya. Dalam praktiknya, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat yang menerapkannya.
Demikianlah Pembahasan mengenai Ekonomi syariah vs Konvensional, semoga bermanfaat
Baca Artikel terbaru lainnya dengan mengunjungi www.spechindo.com
Terima Kasih, Matur Nuwun...
Daftar Pustaka
- Arifin, Zainul. (2003). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari'ah. Jakarta: Alvabet
- Karim, Adiwarman. (2002). Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: III T Indonesia.
- Mannan, Muhammad Abdul. (1980). Islamic Economics, Theory and Practice. India: Idarah Adabiyah.
- Nasution, Mustafa Edwin. dkk. (2006). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
- Lidyana, novita, Perbandingan Ekonomi konvensional dan Ekonomi Islam, Jurnal, Iqtishodiyah, Volume 1, Nomer 1, Juni 2015
Posting Komentar